Time

Rabu, 22 Desember 2010

Mendamaikan Warga Lewat Budaya Tabuik

Pesta tabuik digelar pada awal bulan Muharam untuk mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad Husien, pada perang Karbala di Irak, tahun 61 Hijriah. Tabuik adalah sejenis menara setinggi 13 meter pada bagian atas dihiasi kain warna warni, sedangkan bagian bawah berbentuk burung buroq bersayap berekor dan berkepala manusia. Ada 2 jenis tabuik yakni tabuik pasa dan tabuik subarang. Kedua tabuik ini digoyang atau dihoyak beramai-ramai dengan iringan gendang tasa. Pesta tabuik kali ini diawali dengan hoya atau goyang tabuik di tengah kota Pariaman untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa pesta budaya segera dimulai.
Selanjutnya kedua jenis tabuik ini diarak menuju pantai Gondoria Pariaman. Di pantai Gondoria sendiri, ribuan masyarakat Pariaman dan turis sudah menunggu kedatangan tabuik tersebut. Ketika akan dilarungkan ke laut, masyarakat berebut untuk mengambil bagian-bagian tabuik tersebut, karena dipercaya dapat memberikan berkah. Para pengunjung merasa senang dengan pesta tabuik tersebut.
Kedua tabuik tersebut sengaja dibuang ke laut sebagai simbol mengakhiri berbagai pertikaian yang timbul ditengah masyarakat Pariaman yang ada selama ini dan untuk menciptakan kehidupan yang damai dan tentram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar